BATANG - Kabar datang lagi dari Kabupaten Batang. Kabar dari SM yang kami kutip tentang Abrasi Pantai di Kab. Batang. Abrasi di sepanjang Pantai Kabupaten
Batang semakin meluas dan menimbulkan berbagai kerusakan di bibir pantai
hingga sepanjang delapan kilometer. Kerusakan terparah terjadi di
sepanjang Pantai Sigandu hingga Ujungnegoro. Untuk menangani abrasi
tersebut dibutuhkan biaya ratusan miliar rupiah. Pemkab Batang melalui
Dinas Kelautan dan Perikanan terus mengupayakan penanganan dengan
anggaran yang terbatas. Bahkan Pemkab mengakui hanya bisa menangani
dalam skala kecil saja itu pun dilakukan bertahap.
”Butuh ratusan miliar rupiah untuk menangani kerusakan pantai dari
barat sampai timur sepanjang 37 kilometer . Banyak sekali, makanya kami
tidak bisa bekerja sendiri. Kami hanya bisa menanggulangi untuk
penanganan dalam skala kecil saja dan bertahap,” kata Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan, Ahmad Taufik, Selasa (21/10).
Anggaran, dia menambahkan, yang disediakan tahun ini hanya Rp 1,7
miliar untuk penanganan abrasi, termasuk pemasangan alat dengan
teknologi geotubes. Geotubes itu seperi bantal guling raksasa sebagai
penahan gelombang.
Memprihatinkan
Taufik mengakui kalau kondisi abrasi yang menggerus pantai memang
semakin memprihatinkan, dan jika tidak ditangani secara serius maka
abrasi akan semakin meluas. Untuk itu Pemkab Batang terus mengupayakan
penanganan dan pencegahan. Sekitar delapan kilometer lebih lahan
terparah di Pantai Sigandu hingga Ujungnegoro yang kini menjadi
perhatian utama Pemkab.
Dengan anggaran Rp 1,7 miliar dari DAK (Dana Alokasi Khusus) Bidang
Kelautan hanya mampu membeli 14 unit kantung geotubes sehingga hanya
mampu menutup 400 meter wilayah abrasi saja. Padahal wilayah abrasi di
Batang mencapai delapan kilometer. Namun begitu, pihaknya akan terus
mengupayakan penanganan, khususnya pada pencegahan
Menurut Taufik, ada beberapa alasan mengapa memilih menggunakan
geotubes tersebut, yakni dibanding teknologi lainnya, teknologi tersebut
dianggap paling murah, dan teknologi ini pun dipastikan ramah
lingkungan, dan memiliki kelebihan karena mampu menangkap sedimen,
sehingga bisa diproses untuk penambahan daratan pantai.
Dijelaskan, metode geotubes merupakan metode baru asal Jerman sebagai
upaya penanggulangan abrasi. Kantung geotubes yang berupa gulungan kain
sepanjang 30 meter per unit dengan diameter dua meter tersebut akan
diisi oleh pasir laut. Kemudian ditenggelamkan 150 meter dari garis
pantai dengan kedalaman 1,5 meter. Hal itu berfungsi sebagai penahan
gelombang di dalam laut.